Lebih lanjut, menurutnya tempat ini merupakan transformasi dari industri ekstraktif pertambangan menjadi pariwisata yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Sebelum pandemi melanda, jumlah kunjungan wisatawan ke Tebing Breksi bisa mencapai 5.000 orang per hari. Padahal, kapasitas yang mencakupinya hanya mencapai 1.000 orang saja.
Sandi juga sekaligus meninjau protokol kesehatan yang ada di sekitar kawasan pariwisata Tebing Breksi. Agar pengunjung yang datang tetap merasa aman, dan nyaman.
Lebih lanjut, bila melihat data, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang disumbangkan dari Tebing Breksi lebih banyak. Bahkan, saat ini sudah menjadi tempat pariwisata dibandingkan dulu, hanya menjadi kawasan tambang aktif.
"Ini menunjukkan, mengelola destinasi dengan pendekatan alam, budaya, dan berkelanjutan bisa menghadirkan suatu kesejahteraan, mengurangi kemiskinan," ujarnya.