"Di desa ini relatif perkebunan jagung, dan ini menyerupai Bayah Banten, hanya ditanami jagung satu tahun sekali. Tapi luasnya bisa 10 kali lipat. Tanah dan hasil kebunnya juga sngat subur," ujar pemilik channel YouTube tersebut.
Rumah dan suasana masih alami
Selanjutnya, penduduk di Kampung Daulat ini mayoritas rumah-rumahnya masih menggunakan bilik dan kayu, serta desainnya adalah rumah panggung. Hal ini karena warga setempat selain berkebun jagung, juga memiliki sejumlah hewan ternak seperti ayam dan kambing. Serta ada anjing yang digunakan untuk menjaga kebun-kebun dari serangan hama seperti babi.
Salah seorang wanita paruh baya warga Kampung Daulat yang juga akrab disapa emak mengatakan, dia menanam, memanen dan menjual sendiri hasil kebun jagungnya. Sebab, dari hasil kebun itulah dia dan warga lain bisa menghasilkan uang, yang kemudian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. "Diical ka Limbangan jagongna (Dijual ke Limbangan hasil jagungnya)," ujar emak.
Meskipun hidup sangat sederhana, warga Kampung Daulat ini tampak hidup berdampingan dan harmonis. Keseharian mereka mayoritas hanya mengurus kebun jagung miliknya masing-masing, yang kemudian setelah panen bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.