Ya, salah satu keunikan yang terkenal di sini adalah terdapat Kampung Bebek di Desa Nusupan yang dikenal sebagai sentra peternakan bebek dan pengolahan produk-produk olahan bebek. Kampung bebek ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di desa Nusupan. Di Kampung Bebek ini, Anda bisa melihat secara langsung bagaimana cara memelihara bebek dari mulai bibit hingga dewasa. Selain itu, Anda juga bisa melihat proses pembuatan produk olahan bebek seperti kerupuk bebek dan abon bebek.
Selain berkunjung ke sentra peternakan bebek, Anda juga bisa menikmati kuliner khas bebek di Desa Nusupan seperti bebek goreng, bebek panggang, atau sate bebek. Bebek Nusupan terkenal memiliki daging yang lezat, empuk, dan tidak berbau prengus sehingga banyak wisatawan yang datang untuk mencicipi kuliner khas desa Nusupan.
Penamaan kampung bebek mulai ada sekitar tahun 2000-an. Hal tersebut bermula ketika warga kampung Nusup menerima bantuan sebesar Rp125 juta untuk budidaya bebek. Para warga yang memelihara bebek ini juga membentuk kelompok ternak Rejeki Agung. Bebek-bebek yang diternak di kampung ini biasanya juga digembalakan di sawah atau aliran sungai begitu saja di kampung itu.
Perlu diketahui, menurut Kamus Bahasa Kawi, nama Desa Nusupan berasal dari kata Nusup atau Susup yang artinya bertempat di lokasi sepi atau tempat menyendiri. Jadi, kata Nusupan artinya tempat untuk menyepi atau bermeditasi. Diketahui penamaan tersebut didapatkan dari seorang wali pada zaman dahulu.
Uniknya, setiap warga luar yang datang ke desa ini sering kehilangan arah.
Hal tersebut dikarenakan jalannya yang buntu dan mengarah ke sungai, dan adanya persimpangan di Semplak. Meskipun telah dibangun jembatan, masih banyak orang yang tersesat. Adapun persimpangan Semplak perbatasan antara wilayah Desa Karangpelem dan Desa Celep. Bagi orang yang akan masuk ke Desa Celep harus masuk melalui kampung Nusupan terlebih dulu.