Sementara itu, Tim Substansi Juru Bicara Pemerintah untuk G20 (2022) Savero Karamiveta Dwipayana menyoroti tren investasi digital yang juga bisa menjadi ladang cuan.
Dia membeberkan, kelebihan investasi digital antara lain tak perlu modal besar dan mudah dipantau. Di sisi lain, kelemahannya adalah rentan penipuan dan beberapa instrumen membutuhkan waktu untuk pencairannya. Namun, Savero juga mengingatkan, semua instrumen investasi memiliki risiko. Contohnya kripto yang saat ini sedang tren.
"Banyak yang kaya mendadak dari investasi kripto, tapi perlu diperhatikan rjsikonya tinggi. Pasalnya, nggak ada batasan, bisa dalam sehari naik 1.000 persen, lalu di menit selanjutnya tiba-tiba
turun 2.000 persen . Itu hal yang sangat memungkinkan di kripto. Jadi, salah satu minusnya dia sulit diprediksi, naik cepat tapi turun cepat juga,” ujarnya.
Dia pun menyarankan agar dalam berinvestasi jangan sekadar ikut-ikutan melainkan harus memahami dan cermat. Pemahaman tentang instrumen investasi akan membantu meminimalisasi risikonya. Selain itu, investasi juga harus direncanakan dan mulai dengan
bertanggungjawab.
Menurut dia, banyak yang investasi, beli kripto, tapi cuma ikut-ikutan. Dipikirnya investasi pasti untung, itu pola pikir salah. Investasi itu perlu dipelajari dan dicermati agar bisa membuat keuntungan maksimal.
"Apalagi saat awal, butuh waktu untuk belajar. Perlu dipelajari, dicermati bahkan ditongkrongin naik-turunnya polanya seperti apa? Selain itu, jangan investasikan semua uang kita hanya di satu hal saja. Ini penting untuk meminimalisasi risiko," saran dia.
Dosen/Mentor Cipta Canggih Perdana menambahkan, di dunia perbankan pun saat ini lebih banyak nasabah yang memilih bertransaksi secara digital dibanding datang langsung ke bank. Pasalnya, transaksi digital menawarkan banyak kemudahan dan lebih efisien dari segi waktu.
Namun, di balik kemudahan ada celah yang bisa digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang mengancam keamanan data pribadi.
"Inilah pentingnya keamanan digital, yaitu proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman. Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” kata dia.
Lebih lanjut, Cipta memberikan sejumlah tips aman dalam berinvestasi secara daring atau online. Pertama, cari tahu informasi lengkap soal perusahaan tempat kita akan berinvestasi, sehingga dana kita aman dititipkan di sana. Kedua, pastikan jaringan seluler yang kita gunakan
aman.
Ketiga, menggunakan perangkat investasi yang aman. Keempat, menggunakan password yang kuat dan juga mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication).
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.