Uniknya, tata letak Desa Penglipuran terbagi menjadi tiga, yang disebut juga sebagai Tata Letak Trimandala. Pertama, yaitu kawasan Utama Mandala (Parahyangan) yang merupakan tempat para dewa bersemayam, serta tempat peribadatan.
Kedua, yaitu kawasan Madya Mandala (Pawongan) yang terdiri dari pemukiman warga. Ketiga, adalah Mista Mandala (Palemahan) yang merupakan tempat pemakaman warga Desa Penglipuran.
Sebanyak 40 persen dari lahan Desa Penglipuran dipenuhi dengan hutan bambu. Tanaman ini tumbuh subur, sebab masyarakat percaya jika hutan ini dapat melindungi desa, dan sebagai sumber resapan air untuk desa.
Bambunya pun dimanfaatkan untuk dinding dan atap rumah adat Penglipuran. Tak hanya itu, bambu juga menjadi bahan baku dari industry keben yang ada di sana. Sejatinya, keben merupakan kotak bambu untuk membawa sesajen ketika pergi ke pura.
Namun, kini keben telah mengalami modifikasi estetik. Warnanya tak lagi polos, melainkan dihiasi aneka lukisan yang indah dan menarik. Keben pun kerap digunakan pula sebagai tempat penyimpanan atau seserahan.