JAKARTA, iNews.id - Penyandang autis kerap mendapat pandangan negatif, tidak sedikit dari mereka dijauhkan masyarakat. Padahal, di balik kekurangan tersebut terdapat imajinasi yang tinggi, layaknya seniman profesional.
Ya, Anda dapat menikmati karya seni tinggi lewat lukisan tangan dari anak penyandang autis. London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) dan Sunrise Art Gallery menyelenggarakan pameran ini bertajuk 'Heart for Autism'. Pameran berlangsung pada 1-28 Agustus 2019 di Sunrise Art Gallery, Fairmont Jakarta.
A Group Charity Art Exhibition “Heart for Autism” dikemas sebagai ajang pameran 33 lukisan hasil goresan tangan anak berkebutuhan khusus dari Daya Pelita Kasih Foundation. Karya seni yang terlukis di atas kanvas memiliki nilai artistik bentuk ekspresi isi hati, sebagai cara anak autis berkomunikasi.
Goresan dan komposisi warna menyatu dalam lukisan, memberi makna dari nilai seni milik tangan-tangan kreatif. Alfonsus Dalay, Aurelie Sari Putri Wirananda, Banu Gunottama, Basmarrahman Daulat, Bima Ariasena Adisoma, Daya Olivia Korompis, Diego Luister Berel, Fero Adhi Mada Sardjono, Indhy Mutiarahma, Jane Gabriela, Kiemas Rizki Aguswira Ilyas Nurhadi, Mahadana Trayusa, Seto Swastiko, Vera Van Till, dan Wilson Luhur adalah siswa-siswi berbakat asuhan Daya Pelita Kasih Foundation, yang turut memamerkan hasil karya mereka dalam kegiatan amal ini.
Pengajar Visual Art di Daya Pelita Kasih Foundation, Harry Bernadi mengatakan, autis bukanlah penyakit atau penderita melainkan penyandang, sehingga ungkapan autis disebut sebagai penyakit atau penderita adalah salah besar.