Berdasarkan hasil penelitian arkeologi tahun 1994, Candi Muara Takus terdiri dari pagar keliling, Candi Tua, Candi Bungsu, Candi Mahligai, Candi Palangka, Bangunan I, Bangunan II, Bangunan III, Bangunan IV, Bangunan VII, dan Tanggul kuno.
"Candi Muara Takus terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Jaraknya dari kota Pekanbaru sekitar 135 km. Candi ini terletak di dekat Sungai Kampar Kanan. Sobat pesona yang ingin liburan ke Riau, jangan lewatkan berkunjung ke sini ya!" tulis Instagram @Pesonaid_travel, dikutip Rabu (19/6/2019).
Nama Candi Muara Takus berasal dari nama anak sungai yang bermuara ke Batang Kampar Kanan. Arti 'Muara' yaitu suatu tempat di mana anak sungai mengakhiri alirannya ke laut. Sedangkan 'Takus' berasal dari bahasa China yaitu 'Ta' yang berarti besar, 'Ku' berarti tua, dan 'Se' berarti candi. Jadi, Candi Muara Takus berarti bangunan candi tua megah di muara sungai.
Konon, masyarakat setempat percaya bahwa Candi Muara Takus dibangun berdasarkan permintaan dari seorang putri yang berasal dari India. Putri tersebut dibawa oleh Datuk Tiga Ahli ke Muara Takus setelah berlayar ke India. Di kalangan masyarakat, putri tersebut dikenal sebagai Putri Reno Wulan atau Putri Induk Dunia.
Candi Muara Takus didirikan sebagai syarat kerelaannya dibawa ke negeri tersebut. Putri tersebut meminta dibuatkan candi yang serupa dengan candi di tempat orangtuanya berasal. Karena itu, Candi Muara Takus mempunyai kemiripan dengan Candi Asoka di India.
Candi ini dapat dikunjungi dengan perjalanan darat sekitar tiga jam dari Pekanbaru, Riau. Letaknya yang berada di tepi Sungai Kampar Kanan, dapat dicapai dengan mudah dari jalan lintas Riau-Sumatera Barat yang hanya berjarak sekitar 20 km. Jika ingin berlibur di Candi Muara Takus, di area candi sudah banyak terdapat rumah makan, kios penjual makanan ringan, kios suvenir, dan beberapa penginapan atau hotel.