Gereja Fransiskus terdiri dari dua bangunan terpisah, yaitu gereja inti yang memiliki lebar bangunan mencapai 24 meter, dan panjang 32 meter dan tinggi 35 meter, sedangkan bangunan lainnya berupa pendopo, diberi nama ‘geriten’ yaitu rumah kecil tanpa dinding untuk berbagai keperluan religi, dan sebagai ruang untuk aneka keperluan kaum muda.
Menariknya, di balik pembangunan gereja ini, dibangun berdasarkan musyawarah atau runggu. Tujuan dibangunnya gereja ini adalah untuk menunjukkan kepada semua orang, ada alasan untuk berjuang dalam hidup.
2. Gereja Graha Maria Annai Velangkanni, Medan
Selanjutnya ada gereja dengan arsitektur unik di Medan. Gereja Velangkanni terletak di jalan kecil yang bernama Jalan Sakura III. Masuk ke dalam wilayah Paroki Santa Maria, Medan. Gereja ini juga memiliki arsitektur bangunan yang menarik sekaligus unik. Karena di atas bangunan gereja terdapat tiga kubah yang dibangun dengan gaya arsitektur Mughal dan merupakan lambang Tritunggal.
Gereja Graha Maria memiliki dua tingkat yang terdiri atas tempat pertemuan di lantai dasar dan tempat ibadah di lantai pertama. Sementara, di atasnya memiliki tujuh lantai sebagai lambang, yaitu surga terdapat tempat untuk semua orang. Di mana menara ini sebagai perwakilan Raja Gopuram (kubah raja) dalam arsitektur Hindu.
3. Gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Bali
Sama halnya seperti dalam pembangunan Gereja Fransiskus Asisi. Bangunan gereja di Bali ini juga dibangun dengan gaya arsitektur budaya Bali yang kental. Kehidupan umat dalam struktur desa adat Pemaksan bernuansa budaya Bali dan khas bernafaskan Katolik. Tak hanya arsitektur bangunannya yang unik, gereja ini memiliki Gua Maria yang dikenal dengan sebutan “Palinggih Dewi Kaniaka Maria”, yang menjadi salah satu destinasi wisata rohani baik bagi lokal maupun turis mancanegara. Gereja ini terletak di Jalan Palasari / Jalan Gereja No. 2, Banjar Palasari,Desa Ekasari, Melaya Jembrana, Bali.