4. Gereja Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Gereja dengan arsitektur unik lainnya ada di NTT. Gereja Santo Ignatius Loyola atau yang disebut dengan gereja Sikka, atau Gereja Tua Sikka ini dibangun oleh pastor berkebangsaan portugis, JF Engbers D'armandville pada 1893, dan dibantu oleh Raja Sikka Joseph Mbako Ximenes da Silva.
Sedangkan, rancangan bangunannya dibuat oleh Pastor Antonius Dijkmans, arsitek yang juga mendesain Gereja Katedral Jakarta. Arsitektur Gereja Tua Sikka tak hanya mengikuti gaya Renaisans dan Barok yang berkembang di Eropa kala itu, tetapi juga mengadopsi unsur-unsur budaya lokal serta memanfaatkan material bahan bangunan yang ada di Indonesia. Seperti penggunaan material kayu jati sebagai tiang penyangga. Di bagian pintu masuknya terdapat patung setinggi 1,5 meter, yaitu patung Santo Ignatius Loyola dan Santo Yosef.
Memasuki bagian dalam gereja, Anda akan melihat ratusan bangku panjang yang terbuat dari kayu. Melihat ke bagian langit-langit, terlihat jelas genteng bangunan gereja karena kerangka atapnya dibuat tanpa plafon.
5. Gereja Pohsarang, Kediri, Jawa Timur
Arsitektur gereja unik selanjutnya adalah Gereja Pohsarang, yang menggunakan atap Joglo yang sangat berkaitan erat dengan mitologi Jawa. Gereja Katolik di Pohsarang didirikan atas inisiatif pribadi dari Romo Jan Wolters CM dengan bantuan arsitek terkenal Henri Maclaine pada tahun 1936. Sekilas bangunan Gereja di Pohsarang ini mirip dengan perahu yang menempel pada suatu bangunan mirip gunung, yang melambangkan Gunung Ararat di mana zaman dahulu perahu Nuh terdampar setelah kejadian banjir bah yang menghukum umat manusia yang berdosa kala itu. Di Sekeliling bangunan gereja terdapat benteng yang terbuat dari susunan bebatuan yang tampak kokoh, dan menariknya lagi masih mempertahankan bentuk pintu gerbang atau pintu masuk dari pertama kali gereja ini dibangun.
6. Gereja Blenduk, Semarang, Jawa Tengah
Gereja dengan arsitektur unik terakhir ada di Semarang. Gereja Blenduk dibangun pada 1753 dan menjadi salah satu landmark dari Kota Semarang, yang terletak di Kota Lama Semarang. Gereja ini juga menjadi Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di Kota Semarang masa itu. Bentuk dari atapnya yang blenduk atau cembung dengan bentuk oktagonal atau persegi delapan. Gereja ini hingga saat ini masih aktif digunakan oleh para jemaah di setiap minggu.