"Bahan bakunya dari petani mutiara di lombok dan sumbawa seperti di daerah sekotonb, Bima, Alas. Mutiara Air laut umumnya warnanya rata-rata putih dan emas,"katanya.
Melihat antusias masyarakat dari berbagai kalangan terhadap mutiara, Indah menyebut saat ini para pelaku kreatif juga terus mengembangkan mutiara air tawar yang tak kalah indahnya meski dengan harga yang relatif lebih rendah dibandingkan mutiara air laut.
"Memang aku pasarnya untuk oleh-oleh ini yang mutiara air laut ini karena bervalue. Tapi kalau untuk mengejar turis karena Lombok menjadi destinasi pariwisata, mutiara yang kita jual tidak hanya air laut tapi juga air tawar untuk harga yang lebih terjangkau," katanya.
Lebih lanjut Indah menjelaskan, jika produk mutiara yang dihasilkannya dipadukan dengan emas dan perak berbentuk bros, cincin dan kalung sesuai dengan keinginan konsumen di Tanah Air.
Namun, Indah yang telah mengikuti berbagai pameran di beberapa negara melihat fenomena di mana konsumen dari mancanegara justru lebih tertarik untuk membeli mutiara yang masih berbentuk butiran untuk dikreasikan sendiri oleh pengrajin di negara mereka.
"Kalau pasar nasional itu kebanyakan bros, cincin dan kalung tapi untuk pasar internasional banyaknya butiran. Mereka cari yang butirannya karena mereka ingin bikin sendiri di negaranya," ujarnya.