Enam Instalasi Utama
Ahmad Mahendra selaku pelaksana tugas kepala MCB/IHA, menjelaskan, melalui proses kuratorial bersama-sama dengan para pakar dan komunitas, pameran ini menceritakan kisah perkembangan ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan yang didorong oleh Jalur Rempah.
"Kami harap dengan penyajian yang memiliki nilai-nilai baru ini dapat mempertegas nilai sejarah dan warisan budaya nusantara kita, Jalur Rempah, yang tidak ternilai harganya," kata Ahmad Mahendra.
Pameran Jalur Rempah menghadirkan enam instalasi utama yang terdiri atas Area Koleksi Jalur Rempah, Replika Bas Relief Borobudur, Herbarium Tanaman Rempah, Instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah, Panel Aplikasi Rempah Internasional dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur.
Objek yang ditampilkan dalam pameran ini berjumlah 35, mulai dari prasasti dan mata uang kuno hingga benda kehidupan sehari-hari seperti pipisan-gandik (untuk mengolah jamu dan obat-obatan tradisional), serta gahi-gahi (tongkat pemetik pala) dan tukiri (keranjang) yang masih digunakan pada perkebunan pala saat ini.
Pameran ini juga mengedepankan aspek interaktivitas dan partisipatif. Pengunjung dari berbagai kalangan usia berkesempatan berinteraksi dengan macam-macam instalasi seperti menghirup aroma rempah, merasakan berlayar di samudera dengan replika Kapal Borobudur, dan masih banyak lagi.
Sepanjang pameran diadakan berbagai program publik yang melibatkan para pelajar, mahasiswa/i, komunitas rempah, penggiat budaya dan publik secara umum. Beberapa kegiatan tersebut antara lain seperti sesi berbagi, sesi kongkow akhir
pekan, sesi rumpi rempah, sesi aksi untuk bumi, sesi jamuan negeri rempah dan sesi pertunjukan musik pada setiap akhir minggunya. Untuk mengunjungi pameran, pengunjung dapat membeli tiket dengan tarif Rp2.000 untuk dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak.