Masjid Cheng Hoo Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa dan menjadi simbol perdamaian umat beragama. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Hoo, Laksamana asal Tiongkok yang beragama Islam.
Dalam perjalanan di kawasan Asia Tenggara, Cheng Hoo bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam. Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa.
Lalu, Laksamana Cheng Hoo (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada1410 dan 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa. Maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.
Punya desain khas Tionghoa
Bangunan masjid menyerupai bentuk kelenteng atau rumah ibadah umat Buddha yang banyak terdapat di negeri Cina. Hal ini sangat jelas terlihat dari bentuk atap yang konon menyerupai gaya arsitektur Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing.