Selama acara berlangsung, pelaksana acara, masyarakat dan seluruh komunitas lokal akan mengampanyekan “Stop Penggunaan Plastik Kemasan Sekali Pakai” sebagai kampanye sadar lingkungan.
Nilai budaya dan tradisi lokal masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula akan mendominasi pelaksanaan FTW 2022. Suguhan kuliner leluhur masyarakat Sula akan dipresentasikan secara dramatis melalui live cooking, barbeque dan sunset dinner di pesisir pantai Tanjung Waka.
Sajian Sinoli dan Jepa (campuran sagu dan parutan kelapa), Hutamia (jamur merah), Nasi Jagung Rempah, Utanil (Sambal dari pucuk pohon kedondong hutan), Seafood dengan olahan serba-kenari serta olahan Kuliner Berbasis Madu akan disuguhkan ke tamu undangan.
Selain itu, FTW2022 juga mengedepankan value event dengan menggeliatkan bisnis UMKM ekonomi kreatif di Kabupaten Kepulauan Sula.
Panitia akan menggelar Sula Arts & Cultural Expo 2022 yang menampilkan produk UMKM Sula yang memiliki daya tarik dan kualitas prima seperti produk madu, cokelat, kenari, anyaman daun pandan, produk olahan perikanan, kerajinan tangan dan bisnis kuliner lokal.
Masyarakat lokal secara langsung akan menuturkan kisah leluhur mereka yang penuh dengan filosofi hidup yang menakjubkan. Seluruh tamu undangan disarankan mengenakan pakaian adat ataupun atribut adat dari Kabupaten Kepulauan Sula sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan adat istiadat masyarakat di
kepulauan ini.
FTW2022 direncanakan akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Kelautan dan Perikanan, Duta Besar Kerajaan Spanyol dan Utusan sejumlah kedutaan asing di Indonesia, Gubernur Maluku Utara, Deputy Bidang Produksi Wisata dan Penyelenggaraan Event Kemenpar, Sultan Tidore, Unsur Pimpinan Daerah di Maluku Utara, serta tamu kehormatan lainnya.
Event ini ditargetkan akan dikunjungi 10.000 wisatawan nusantara dan mancanegara. FTW 2022 adalah event penting bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sula sebagai langkah strategis percepatan peningkatan ekonomi masyarakat setempat serta sebagai peluang untuk mempromosikan sektor pariwisata di wilayah ini, khususnya pengembangan Community Based Tourism (pariwisata berbasis masyarakat).