Menpar juga berharap dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Singkawang, unsur Atraksi, Amenitas dan Aksestabilitas (3A) sebagai prasyarat pariwisata maju semakin memadai di Kota Singkawang.
Dari sisi atraksi, lanjut Menpar Arief, Festival Cap Go Meh bisa menjadi daya tarik utama kelas dunia bagi wisatawan. Namun untuk mencapai destinasi internasional, kata dia, harus terlebih dahulu melalui proses kurasi secara profesional dari para koreografer, desainer, dan musisi berstandar nasional.
Sementara terkait akses, Menpar menekankan pentingnya untuk memberikan kemudahan dan alternatif akses perjalanan menuju destinasi wisata. Umumnya wisatawan akan mempertimbangkan akses jalan jika jarak tempuhnya lebih dari tiga jam perjalanan darat. Sementara jarak tempuh menuju Kota Singkawang dari Pontianak sendiri sejauh 150 km.
“Pilihannya ada dua, membangun jalan tol atau membangun bandara. Untuk jalan tol dipastikan pembangunannya akan mahal dan perlu waktu lama. Tetapi bila membangun bandara itu lebih cepat dengan perkiraan biaya sekitar Rp1,3 triliun. Ada kabar baik Senin kemarin, Menteri Perhubungan Budi Karya sudah melakukan ground breaking pembangunan bandara di Singkawang,” kata Menpar, melalui keterangan tertulisnya.
Sementara dari sisi amenitas atau akomodasi, Menpar menyarankan agar Kota Singkawang segera merencanakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Pembangunan KEK memang tidak mudah karena memerlukan "feasibility study" yang matang dan lahan yang relatif luas.