Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo menjelaskan pihaknya mengajukan nilai pagu indikatif untuk tahun anggaran 2022 sebesar Rp3.816.970.382.000. "Angka ini turun 16,39 persen dibanding tahun anggaran 2021 yang sebesar Rp4.565.002.558.000 triliun,” ujar Angela.
Angela memaparkan, anggaran tersebut akan digunakan untuk tiga program utama. Yaitu program dukungan manajemen sebesar Rp1,06 triliun, turun 3,02 persen dibanding pagu 2021.
Kedua, program kepariwisataan dan ekonomi kreatif sebesar Rp1,7 triliun. Serta program pendidikan dan pelatihan vokasi sebesar Rp1,02 triliun.
Mengenai hal tersebut, Sandiaga menambahkan, meskipun ada penurunan nilai anggaran, namun nilai anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk memperkuat beberapa program utama dari Kemenparekraf/Baparekraf. "Mungkin jika ada penguatan di desa wisata dan ekonomi kreatif ini mungkin dapat menjadi suatu terobosan yang inovatif, kolaboratif, dan adaptif," kata Sandiaga.
Sandiaga berharap, angka pagu indikatif ini menjadi sinyal bagi jajaran Kemenparekraf/Baparekraf untuk bekerja keras memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air. "Tentunya ini dengan penyesuaian, kita harapkan akan ada pembukaan lapangan kerja dan juga keberpihakan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang membutuhkan sentuhan," ujarnya.
Dalam kesempatan serupa, Anggota Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengatakan, perlu ada pergerakan ekonomi di sektor ekonomi kreatif agar sektor ini kembali bangkit.
"Kalau ekonomi kreatif digerakkan, maka ini akan menggerakkan ekonomi kita. Ini menjadi tanggung jawab kita semua dan perlu ada kerja sama dari kita bersama," ujar Dede.