Selain Margonda dan Tanah Abang, Ini Sejarah Nama Daerah di Jabodetabek yang Mengejutkan

Kiki Oktaliani
Mengenal sejarah nama daerah di Jabodetabek (Foto: Instagram @dav_idkus)

Kebon Jeruk

Sesuai dengan namanya, kawasan ini dinamai Kebon Jeruk dikarenakan pada zaman dulu adalah perkebunan buah-buahan yang didominasi dengan tanaman pohon jeruk, seperti jeruk limau, jeruk bali, jeruk purut, dan jeruk sunkist.

Tanaman jeruk yang tumbuh di kawasan Kebon Jeruk masa itu merupakan peninggalan dari warga Belanda yang menetap di Batavia. Masyarakat Belanda membawa jeruk keprok dan manis dari Italia dan Amerika Serikat.

Saat musim panen datang, karena jumlah jeruknya yang berlimpah sering dibagikan ke para tetangga atau dijual ke pasar. Pohon-pohon jeruk tumbuh dan berbuah di pekarangan rumah hanya dikonsumsi secara terbatas untuk anggota keluarga.

Tanah Abang, Jakarta Pusat

Tanah Abang merupakan salah satu kecamatan di wilayah kota administrasi Jakarta Pusat. Ada tiga teori tentang terbentuknya nama kawasan ini. Teori yang pertama tentang penyerbuan pasukan Mataram ke kawasan Batavia.

Pada 1628 kawasan tersebut disinggahi oleh pasukan Mataram. Pasukan yang datang melihat tanah yang berwarna merah, dan tentunya berbeda dengan daerah-daerah lain. Karena keunikannya tersebut, pasukan Mataram kemudian menamakan daerah tersebut sebagai ‘Tanah Abang’.

Penamaan Tanah Abang, dipercaya berasal dari bahasa Jawa yakni abang atau merah. Sejak saat itulah kawasan ini disebut dengan nama Tanah Abang. Sedangkan teori lainnya, berasal dari cerita pada 1990-an. Di kala itu ada kawasan yang disebut Nabang. Kata ini biasa diucapkan para sopir angkutan umum untuk mencari atau menarik penumpang.

Pesing, Jakarta Barat

Kawasan Pesing pada zaman kolonial, diketahui sebagai kawasan perdagangan di mana, banyak para pedagang yang berkumpul dari berbagai pelosok dari Batavia. Banyak para pedagang yang membawa buah-buahan, sayur mayur, rempah-rempah, bumbu dapur, dan banyak lagi dengan menggunakan gerobak yang ditarik menggunakan seekor kuda. 

Jumlah kuda yang ada untuk menarik gerobak-gerobak tersebut cukup banyak. Saat itu para kuda sering kencing di jalanan yang menyebabkan bau pesing. Siapapun yang melintasi kawasan tersebut dengan secara spontan akan menutup hidung dan sejak saat itu, kawasan ini dijuluki dengan nama ‘Pesing’ 

Senen 

Planet Senen, begitu julukan bagi nama tempat yang meliputi Pasar Senen, Stasiun Senen, Gelanggang Remaja Senen, dan Bioskop Grand. Kawasan ini adalah lokasi bertemunya para seniman Senen. 

Sejarah Senen diawali dengan dibukanya Pasar Senen (Welter Vreden) oleh Yustinus Vinck pada 1733. Dinamakan pasar Senen lantaran proses perdagangan hanya dilakukan pada hari Senin saja dan didominasi oleh etnis Tionghoa. 

Editor : Vien Dimyati
Artikel Terkait
Destinasi
2 hari lalu

Viral Pantai Kelingking Nusa Penida Dipasang Besi Lift Kaca, Netizen Murka!

Megapolitan
9 hari lalu

Prediksi BMKG: Jabodetabek Berpotensi Diguyur Hujan 22-23 Oktober 2025

Destinasi
19 hari lalu

5 Destinasi Wisata di Banyuwang, Liburan Murah Tidak Bikin Kantong Jebol

Destinasi
21 hari lalu

Macau Kini Lebih Ramah Muslim, Ini Panduan Lengkap Liburan untuk Wisatawan Indonesia

Destinasi
24 hari lalu

Keindahan Pantai Kuyon, Surga Tersembunyi di Jawa Timur

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news