Di beberapa bagian, adrenalin semakin terpacu saat kedua host harus melewati beberapa jembatan atau bagian tebing yang memiliki kemiringan hingga 90 derajat. Pasalnya, jika kita melihat ke bawah, maka bulu kuduk langsung berdiri karena saking tingginya posisi kita. Namun tidak usah khawatir, karena para guide profesional akan menuntun dan memberikan arahan demi keselamatan pendaki.
Setelah sekitar 3 jam mendaki, Oki dan Dhiyo akhirnya tiba di puncak bukit. Di sini rasa lelah seperti hilang, saat disuguhi keindahan Gunung Slamet yang menjulang kokoh dan hijaunya hamparan pepohonan yang memesona.
Puas menikmati keindahan alam yang ada, Oki dan Dhiyo kemudian tetap diuji adrenalinnya saat turun bukit. Ya, mereka turun dengan teknik rappelling yaitu menuruni bukit dengan menggunakan tali. Meski memakan waktu lebih cepat ketimbang saat mendaki via verrata, namun tetap saja mampu memacu jantung Oki dan Dhiyo lebih cepat.
Puas menikmati keindahan alam dari atas Bukit Mendelem, Oki dan Dhiyo kemudian berkesempatan menjelajahi Hutan Penggarit, yang terletak di Kecamatan Taman dan Kecamatan Ampelgading. Kali ini Oki dan Dhiyo memacu adrenalin dengan mengendarai mobil offroad.