Mengawali bisnis F&B dengan konsep “grab and go”, kini Dea telah membuka beberapa cabang restoran yang di antaranya berlokasi Bekasi, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Omset yang diperolehnya pun cukup menjanjikan.
“Waktu grab and go itu kita hanya bisa menjual sebanyak 200 hingga 300 ribu dengan 3 orang karyawan. Setelah berpindah cabang, meningkat ke 700 hingga 800 ribu. Karyawan tetap 3 orang. Seiring jalannya waktu, kita matangkan kembali konsepnya hingga kita bisa meraih 8 hingga 9 juta perhari dengan total sebesar 100 juta rupiah perbulan. Sekarang kita sustain di 70 hingga 80 juta percabangnya,” ungkap Dea.
Lalu apa ya saran Dea buat Buddies yang ingin memulai bisnis F&B? Menurutnya berani memulai bisnis adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Setelah itu, milikilah strategi marketing yang bagus.
“Selanjutnya bisnis F and B itu perlku punya “arwah” atau “soul”. Makanan enak saja enggak cukup. Harus ada sesuatu yang membuat pelanggan ingin balik lagi setelah menikmati makanan,” pungkas Dea.