"Kita melakukan revitalisasi, sehingga menjadikannya sebagai tempat yang merefleksikan budaya Indonesia. Termasuk juga tempat yang representatif untuk jamuan bagi masyarakat dan tamu negara dengan makanan Indonesia," kata Yozua.
Selain ornamen dan bangunan dengan nuansa Nusantara, Hutan Kota Plataran juga menekankan pada makanan Indonesia otentik yang mencerminkan budaya kebersamaan atau sharing food.
"Konsep yang kita pakai, bangunan dan restoran itu sendiri betul-betul mengangkat kebudayaan Indonesia. Dari situ saya melihat menarik ada benang merah, satu kata kunci yaitu kebersamaan. Konsep itulah yang membedakan antara makanan Nusantara dan Western," tutur Vice President Venues & Dining Permana Sigidprawiro di kesempatan yang sama.
Permana mengatakan, Western itu sangat individual. "Kalau makan di Prancis, Italia, kebanyakan dipesan untuk diri sendiri," ucapnya.
Selain restoran, Hutan Kota Plataran juga dilengkapi fasilitas di antaranya Plataran Tembok Ekspresi, Plataran Putri Dewi Performance Deck, Plataran Pet Playground dan musala yang semuanya memiliki nuansa kearifan lokal sesuai dengan konsep 'Light of Nusantara'.