Kisah Toko Kopi Legendaris di Bandung, Sudah Berdiri Hampir Seabad Meski Nyaris Gulung Tikar

Fitri Rachmawati
Kedai kopi Aroma di Bandung. (Foto: MPI/Fitri Rachmawati)

 Nyaris Gulung Tikar

Widyapratama mengungkapkan, saat didirikan oleh ayahnya, Tan Houw Sian pada 1930, usaha ini dinamakan Koffie Fabriek Aroma Bandoeng. Widya merupakan anak tunggal Tan Houw Sian.
 
Meski sempat jatuh bangun, Koffie Fabriek Aroma Bandoeng tetap eksis karena terus menjaga mutu, hingga akhirnya produksi Tan Houw Sian ini  digemari berbagai kalangan. Namun, selama satu dekade, pada 1960 hingga 1970, bisnis kopi Tan Houw Sian tersendat. 

Ayah Widya semakin tua dan di sisi lain belum ada yang bisa diandalkan untuk membantu usaha. “Sudah berantakan tapi tidak sampai tutup. Masih cukup untuk makan keluarga. Tapi benar-benar goyah,” cerita Widya.

Pada 1971, Widya –sang anak tunggal- yang baru menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), akhirnya melanjutkan usaha mendiang ayahnya. Dia membenahi semua lini usaha yang terbengkalai hingga kembali maju.

"Sekarang kondisinya sudah sangat stabil. Mudah-mudahan bisa maju terus dan berkah," ujar dia.

Editor : Siska Permata Sari
Artikel Terkait
Kuliner
3 bulan lalu

79 Persen Penduduk Suka Ngopi, Kedai Kopi di Indonesia Terus Berkembang

Kuliner
4 bulan lalu

Menjajal Kopi Vietnam Buatan Barista Asing, Ada Rasa Durian!

Megapolitan
4 bulan lalu

Kebakaran Kedai Kopi di Blok M Padam, Tak Ada Korban

Kuliner
4 bulan lalu

Roemah Koffie Tawarkan Cita Rasa Khas Nusantara Lewat Kopi dan Makanan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal