Tak hanya cara memasak dan cita rasa rempah yang kaya di randang, masakan ini ternyata juga memiliki nilai adat-istiadat yang kental, khususnya di Sumatera. Sebab, randang ini sering disajikan pada acara-acara seremonial adat untuk tamu terhormat dan hari-hari besar.
"Randang khas Sumatera Barat juga memiliki nilai adat dan sosial budaya. Setiap peristiwa adat yang harus tersedia sebagai syarat ya randang. Buat pesta adat, Idul Adha, Idul Fitri, randang itu menu wajib," kata dia.
Randang juga memiliki filosofi tersendiri yang mewakili empat pilar di Sumatera Barat atau Minangkabau, yakni daging yang melambangkan Niniak Mamak atau para pemimpin suku adat. Kemudian karambia atau kelapa yang menjadi lambang cadiak pandai (kaum intelektual).
Setelah itu, lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama. Terakhir adalah pemasak atau bumbu, lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.