Satu per satu durian pun dimasukkan ke dalam jaring dan diturunkan menggunakan tali tambang dari atas. Satu jaring bisa memuat sekitar 10 durian ukuran sedang. Setelah durian terkumpul di bawah tiba saatnya untuk melahap. Selain di saung, Anda bisa menikmati durian di bawah pohon di area yang aman. Buah-buah itu disajikan dan dibelah di atas daun pisang. Sementara, Anda memakannya sambil jongkok atau duduk mengelilingi daun pisang tadi.
Saat mencicipi durian lokal Cikakak, ada satu durian yang cukup menarik perhatian, yakni si cokelat. Buah durian dengan kulit berwarna cokelat tersebut tidak sebesar durian musangking atau montong. Namun, dagingnya begitu tebal dengan biji kecil. Rasanya boleh diadu dengan durian impor atau dari daerah lain. Manis dan begitu lembut. Bikin ketagihan!
Pengusaha durian cikakak, Encep Suhenda, (65), mengungkapkan, si cokelat merupakan salah satu durian unggulan dari Kecamatan Cikakak. Pria yang akrab disapa Wa Ncep itu mengatakan, durian si cokelat banyak diminati kalangan pengusaha dan pejabat baik dari pusat maupun daerah.
"Karena rasa dan teksturnya yang lembut seperti es krim, peminatnya banyak. Sampai harus pesan dulu sebelum datang," kata Wa Ncep.
Dia mengungkapkan, satu pohon di sana setidaknya bisa menghasilkan 300-500 buah sekali panen. Perihal harganya, Wa Ncep menyebutkan mulai Rp50.000 hingga Rp150.000 per buah. Itu kalau beli langsung di kebun. Kalau sudah masuk pasar, harga bisa naik bahkan dijual per kilogram.
Musim panen durian cikakak berlangsung mulai Agustus hingga Februari. Jadi Anda perlu menyesuaikan waktu kunjungan dengan masa panennya untuk bisa menikmati durian lezat khas Cikakak dari kebunnya langsung sepuasnya.
Jangan lupa, sisakan beberapa ikat untuk dibawa pulang agar keluarga dan kolega dapat pula menikmati kelezatan durian cikakak ini.