JAKARTA, iNews.id - Sudah menjadi hal umum jika Bandung memiliki destinasi wisata menarik untuk dieksplor. Namun, ketika berwisata ke Bandung, belum lengkap tanpa membeli oleh-oleh khas legendaris, seperti Wajit Cililin.
Wajit Cililin merupakan oleh-oleh khas Kabupaten Bandung Barat yang memiliki rasa manis. Bentuknya mengerucut dan terbungkus dengan daun jagung kering. Dahulu, penganan ini tidak boleh sembarangan dimakan. Sebab, Wajit Cililin hanya diperuntukan untuk para bangsawan.
Wajit terbuat dari bahan dasar beras ketan, gula aren, kelapa, dan vanili untuk aroma. Bahannya sangat simpel, sehingga bisa dibuat oleh siapa saja.
"Salah satu penganan khas Cililin, Kabupaten Bandung Barat ini Wajit namanya. Penganan manis berbungkus daun jagung ini banyak diburu masyarakat juga wisatawan untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Penganan khas Cililin ini ternyata terbuat dari bahan dasar yang mudah ditemui, yaitu beras ketan, gula aren, kelapa. Tapi jangan salah, meskipun bahan dasarnya mudah didapat, dahulu makanan manis ini menjadi makanan yang dibuat khusus untuk kaum bangsawan. Beruntunglah, di zaman sekarang siapa saja dapat mencicipi manis dan lezatnya Wajit Cililin," tulis Instagram @genpiJabar, dikutip Jumat (26/10/2018).
Jika ingin mendapatkan Wajit Cililin yang asli, Anda harus menyambangi Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Untuk rasa, jangan diragukan lagi sebab proses pembuatan Wajit Cililin di sini tergolong sederhana dan masih tradisional.
Semua bahan dasar yang sudah disiapkan dicampurkan di dalam sebuah wadah besar berisi air. Kemudian semua bahan dicampur rata dan dipanaskan. Dalam proses pembuatan Wajit Cililin ini, dibutuhkan tenaga yang cukup kuat untuk mengaduk hingga teksturnya mengental.
Jika sudah mendapatkan tekstur yang diinginkan, adonan wajit dibentuk menjadi kerucut di atas daun jagung yang kering. Wajit yang sudah terbungkus di atas nyiru (nampan dari bambu) kemudian dijemur di bawah terik matahari. Jika Wajit sudah kering, tekstur yang akan didapat adalah keras di bagian luar dan lembut di bagian dalam.