Istilah dari mala adalah kombinasi dari dua bahasa China, kebas dan pedas yang mengacu pada perasaan di mulut setelah makan saus. Mati rasa pada lidah juga disebabkan oleh lada Sichuan, yang mengandung tiga persen yang hidroksi-alfa-sanshool.
Saus digunakan dalam berbagai cara dan masakan, dari tumis, semur, dan sup, hingga digunakan dalam hot pot atau sebagai saus. Di Provinsi Sichuan, bubuk mala digunakan untuk makanan ringan dan makanan jalanan, seperti tahu goreng, kentang goreng, daging, dan sayuran panggang.
"Berbeda dengan restoran-restoran lainnya di Jakarta, Hai Shien Fang menggunakan bubuk mala asli dan impor dari China langsung," kata salah satu pemilik restoran, Samuel Sukamto.
Saus mala asli sendiri terbuat dari cabai kering, bubuk cabai, pasta douban, merica Sichuan, cengkeh, bawang putih, adas bintang, kapulaga hitam, adas, jahe, kayu manis, garam, dan gula. Bahan-bahan ini kemudian direbus dengan lemak daging sapi dan minyak sayur selama berjam-jam, sebelum dikemas dan dimasak.