Sebagai salah satu peneliti dalam studi “The Notorious Triumvirate in Pediatric Health: Air Pollution, Respiratory Allergy, and Infection”, dan juga sebagai Medical and Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dr Ray Wagiu Basrowi mengatakan, sebanyak 68 persen penyakit alergi pada usia dewasa sudah dapat diprediksi sejak masa balita karena rekam genetik sulit diperbaiki.
Meskipun demikian, lanjut dr Ray, anak-anak belum memiliki pertahanan terhadap polusi udara, sehingga peran orang tua sangat penting dalam melindungi mereka. "Gangguan keseimbangan mikrobiota usus pada anak bisa memicu respons sistem kekebalan yang menyebabkan alergi, terutama akibat polusi udara," katanya.
Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan intervensi untuk menjaga kesehatan anak di tengah polusi, seperti memberikan makanan bernutrisi yang mengandung probiotik dan prebiotik untuk kesehatan pencernaan anak yang dapat mendukung daya tahan tubuhnya.
"Probiotik dan prebiotik merupakan salah satu asupan makanan yang dapat menunjang perkembangan dan keseimbangan mikrobiota untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Probiotik serta prebiotik berfungsi mendukung keseimbangan mikrobiota usus anak dan membantu memulihkan bakteri baik yang terganggu oleh dampak polusi udara,” ujar Ray.
Dalam menghadapi situasi polusi udara ini, Ray mengimbau, orang tua harus lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan anak, mulai dari memerhatikan dampak polusi udara pada anak dan bagaimana cara pencegahannya. Sebab, anak-anak belum dapat melindungi diri mereka dari ancaman polusi di sekitarnya.
"Jadi, orang tua yang perlu melakukan upaya pencegahan dengan salah satunya memastikan asupan nutrisi yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh anak, sehingga mereka bisa tetap sehat dan tumbuh secara maksimal menjadi anak generasi maju,” tutur Ray.