Nia menjelaskan, selain memberikan pilihan varian makanan kepada masyarakat, program ini diharapkan dapat membantu pelaku ekonomi kreatif untuk tetap mendapatkan penghasilan, menambah variasi produk di warung kelontong, hingga menambah penghasilan warung kelontong karena adanya sistem bagi hasil.
"Hal-hal tersebut diharapkan akan mendorong pergerakan ekonomi kerakyatan, terutama pada masa pandemi Covid-19. Masyarakat yang berbelanja di warung kelontong jaringan Toko Pandai dapat menggunakan pembayaran secara nontunai sehingga turut membantu mengimplementasikan Program Pemerintah Sistem Keuangan Inklusi," kata Nia Niscaya.
Dia berharap, program “Ada Di Warung” dapat mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk mau membeli dan menggunakan produk lokal Indonesia, terutama untuk produk makanan sehari-hari.
"Selain itu, dengan penerapan digitalisasi warung dan konsep pembayaran nontunai, kita turut membantu warung konvensional menjadi lebih melek teknologi, serta mempermudah proses transaksi dan pembukuan pada masa kini. Dengan demikian, maka ekonomi kerakyatan akan terus berputar," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Yuana Rochma Astuti menjelaskan, program ini melibatkan 150 warung kelontongan yang tersebar di Jabodetabek. Sebanyak 60 warung berada di Jakarta, 50 warung di Bekasi, dan 40 warung di Tangerang.