Adhitya punya alasan, mengapa dirinya masih memilih bibit impor yang kemudian disilangkan dengan bibit lokal. Hal itu karena, agar dapat menghasilkan anggur yang berkualitas.
Selain itu, lantaran bibit anggur lokal masih belum mumpuni menghasilkan buah baik. Sempat dirinya mencoba hanya menggunakan bibit lokal saja, dan hasilnya anggur bewarna hijau, tidak manis, dan rasanya cenderung sepat.
Sementara, ketika disilangkan dengan bibit impor, maka akan menghasilkan buah yang manis, segar, warnanya cantik, bahkan ada yang rasanya gurih atau legit.
"Anggur memang harus disilang," kata dia.
Adhitya menambahkan, sejauh ini peran dan dukungan pemerintah terhadap budidaya anggur di Indonesia sudah cukup. Sejumlah sentra, seperti di Cilincing, Jakarta Utara sudah mendapatkan perhatian.
"Jadi, sebenarnya ada peran pemerintah untuk membantu sejahterakan petani-petani anggur. Kalau dibilang cukup, ya cukup. Tapi kalau bisa, boleh lebih lah," ujar dia.