JAKARTA, iNews.id - Gingerbread merupakan salah satu kue jahe yang populer saat Natal tiba. Kue ini dimasak dengan tepung, jahe, cengkeh, kacang tanah atau kayu manis dan dimaniskan dengan madu, gula atau molase.
Bagi Anda yang pernah menyaksikan film Natal, pasti sudah tidak asing dengan hidangan berwarna coklat yang biasa disebut gingerbread. Gingerbread atau roti jahe ini memang sudah menjadi budaya tersendiri untuk disajikan sepanjang Natal.
Mengutip The Spruce Eats, ternyata biskuit jahe ini pernah digunakan orang Yunani dan Mesir kuno yang menggunakannya untuk tujuan upacara.
Roti jahe muncul di Eropa ketika Tentara Salib abad ke-11 membawa kembali jahe dari Timur Tengah untuk para juru masak bangsawan untuk bereksperimen. Ketika jahe dan rempah-rempah lainnya menjadi lebih terjangkau, roti jahe mulai populer.
Resep roti jahe Eropa awal terdiri dari kacang almond, remah roti basi, air mawar, gula dan, tentu saja, jahe. Pasta yang dihasilkan ditekan ke dalam cetakan kayu. Karya seni ukir ini berfungsi sebagai semacam papan cerita yang menceritakan berita hari itu, memuat rupa raja, kaisar, dan ratu baru, atau simbol agama.
Kue yang sudah jadi didekorasi dengan cat emas yang dapat dimakan (bagi mereka yang mampu membelinya) atau lapisan gula putih datar untuk menonjolkan detailnya.
Pada abad ke-16, orang Inggris mengganti remah roti dengan tepung, dan menambahkan telur dan pemanis, menghasilkan produk yang lebih ringan. Pria roti jahe pertama dikreditkan ke Ratu Elizabeth I, yang mengetuk kaus kaki tamu yang berkunjung dengan menyajikan mereka dengan yang dipanggang dalam rupa mereka sendiri.
Roti jahe yang diikat dengan pita sangat populer di pameran dan, ketika ditukar, menjadi tanda cinta.