Menurut data terbaru, pasar Horeca di Indonesia diperkirakan akan mencapai 55,25 miliar dolar pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,43 persen.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan dan kualitas makanan, yang berdampak langsung pada kebutuhan akan produk-produk segar dan berkualitas.
Selain itu, kemajuan sektor pariwisata turut memperkuat posisi Indonesia di pasar global, dengan banyak restoran dan hotel yang mulai mengintegrasikan bahan-bahan lokal ke dalam menu internasional mereka.
Produk-produk seperti jus dan puree yang dihasilkan dari buah-buahan lokal memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha sekaligus menjaga keberlanjutan rantai pasokan yang ramah lingkungan. Ini juga membantu mendorong produk lokal ke pasar global, menjadikannya lebih kompetitif di tingkat internasional.
"Dalam menjalankan bisnis, menciptakan nilai sepanjang rantai pasokan adalah bagian dari DNA kami," ujar Yoppie Lesmana, General Manager Squeeze.
Yoppie menjelaskan, dia bekerja sama langsung dengan petani lokal untuk mendapatkan bahan baku berkualitas, mempekerjakan masyarakat setempat di sekitar area operasinya, dan memastikan setiap produk yang dihasilkan aman serta lezat.
Dia menambahkan, dimulai dengan satu varian jus jeruk di Bali, Squeeze kini telah berkembang ke 10 kota dengan menawarkan empat kategori produk dan lebih dari 18 varian rasa. "Produk yang ada sekarang merupakan hasil dari masukan klien selama bertahun-tahun," kata Yoppie.
"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan produk berkualitas tinggi yang membantu para profesional di sektor Horeca menciptakan pengalaman kuliner yang unik dan memuaskan, sekaligus mendukung perkembangan industri lokal dan global," katanya.