Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Prabowo Ungkap Ciri-Ciri Negara Berhasil, Apa Itu?
Advertisement . Scroll to see content

24 Negara Larang Ekspor Pangan, Kemenko Perekonomian: Tekanan Ekonomi Makin Berat

Rabu, 15 Juni 2022 - 13:01:00 WIB
 24 Negara Larang Ekspor Pangan, Kemenko Perekonomian: Tekanan Ekonomi  Makin Berat
Deputi Bidang Koordinasi Perekonomian dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir. (Foto: tangkapan layar)
Advertisement . Scroll to see content

BANDUNG, iNews.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyatakan sebanyak 24 negara telah melarang ekspor pangan per Juni 2022. 

Terkait dengan itu, Kemenko Perekonomian memperingatkan potensi tekanan ekonomi semakin berat, khususnya akibat gejolak harga komoditas energi dan larangan ekspor komoditas pangan.

Deputi Bidang Koordinasi Perekonomian dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan larangan ekspor pangan yang diterapkan sejumlah negara per Juni 2022 memperburuk kondisi ekonomi dunia, dimana tekanan harga pangan dan energi semakin tinggi. 

"Per Juni ini, 24 negara melarang ekspor pangan. Ini harus sikapi secara hati-hati," kata Iskandar pada acara West Java Industrial Meeting 2022 di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (15/6/2022). 

Menurut dia, tekanan ekonomi dunia akibat pangan dan energi hingga saat ini terus meningkat. Kepastian ekonomi global akan sangat sulit ditebak dan tantangan akan sangat berat. Apalagi setelah dua tahun pandemi, ada masalah suplai akibat demand yang sangat meningkat. 

"Makanya harga pangan dan energi meningkat, karena adanya disrupsi ekonomi. Demand bergerak cepat, tapi suplai bergerak lambat. Diperparah lagi dengan invasi Rusia ke Ukraina sehingga pasokan terganggu. Tidak tahu ini sampai kapan," ujar Iskandar. 

Melihat kondisi ini, lanjutnya, Indonesia harus bisa menolong diri sendiri. Caranya mengurangi tekanan terhadap dolar AS. Selain tingkatkan ekspor dengan perkuat hilirisasi. Pengurangan tekanan USD juga bisa dilakukan dengan stabilisasi nilai tukar melalui penggunaan local currency settlement (LCS). 

"Berbagai ancaman itu salah satunya bisa ditekan dengan stabilitas nilai tukar dengan menggunakan LCS. Harapan LCS dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perekonomian kita," tutur Iskandar.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut