30.000 Perajin Tahu Tempe Setop Produksi akibat Harga Kedelai Tak Stabil

JAKARTA, iNews.id - Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengatakan, harga kedelai tidak stabil dalam sepekan terakhir. Hal itu menyebabkan puluhan ribu perajin tahu tempe setop produksi.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengungkapkan, harga kedelai di tingkat importir naik hingga 1-3 kali setiap minggu. Bahkan pernah dalam satu minggu naiknya sampai lima kali lipat.

Baca Juga

Sektor Transportasi Catat Pertumbuhan Signifikan, Kereta Angkut 49,3 Juta Penumpang Sepanjang 2025

"Harga kedelai impor belakangan ini naik. Pernah waktu itu dalam sepekan (harga kedelai) naiknya sampai lima kali. Pak Dirjen, tolong harganya dibuat stabil, setidaknya minimal sekali sebulan," kata Aip dalam konferensi pers, dikutip Minggu (13/2/2022).

Dia menjelaskan, harga kedelai yang mengalami fluktuasi itu mengakibatkan perajin tahu tempe bingung untuk melanjutkan produksinya. Akibatnya sejumlah perajin memutuskan berhenti produksi.

Baca Juga

Kedelai Dunia Mahal, Siap-siap Harga Tempe dan Tahu Naik

"Sebelumnya kita punya sekitar 195.000 perajin tahu tempe skala rumahan. Tapi sekarang realitanya ada sekitar 20 persen atau 30.000 perajin berhenti produksi akibat fluktuasi harga kedelai yang tinggi," tuturnya.