Baru IPO, Saham Royal Prima Kena Auto Reject Atas
JAKARTA, iNews.id – Saham PT Royal Prima Tbk (PRIM), emiten yang baru saja mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melesat dan menyentuh batas auto reject atas.
Saham emiten rumah sakit swasta asal Medan, Sumatera Utara ini naik hingga 50 persen menjadi Rp750 per lembar setelah bursa dibuka kurang dari setengah jam. Sesuai aturan BEI, sesi perdagangan saham PRIM langsung dihentikan.
Royal Prima melepas 1,2 miliar lembar saham dengan harga IPO Rp500 per lembar dengan target dana sekitar Rp1 triliun. Tidak hanya itu, perusahaan juga menerbitkan 600 juta waran seri I yang bisa ditebus dengan saham dengan harga Rp625 per lembar. Rasio waran terhadap saham sebesar 1:1. Artinya, setiap investor yang membeli 1 lembar saham ini mendapatkan 1 lembar waran. Masa berlaku waran ini 14 Mei 2021, sehingga investor yang tidak menebus waran akan hangus.
Semula, Royal Prima berharap bisa melepas 2 miliar lembar saham dengan rentang harga Rp380-650 per lembar. Namun, kondisi pasar yang kurang kondusif membuat perusahaan menurunkan target awal.
Perusahaan ini menjadi emiten ke-13 yang melakukan IPO sejak awal 2018. Minat investor untuk membeli saham Royal Prima tergolong tinggi, karena selama masa penawaran, saham ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) 42 kali.
Direktur Royal Prima, Mok Siu Pen mengatakan, perusahaan mengincar dana IPO Rp975 miliar dengan rincian Rp600 miliar saat penjualan saham perdana dan Rp375 diperoleh dari penerbitan waran.
Dana ini, kata dia, akan digunakan untuk keperluan ekspansi perusahaan. Sekitar 46 persen akan dipakai untuk mengakuisisi rumah sakit di beberapa daerah seperti Medan, Pekanbaru, Jambi, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Sisanya digunakan untuk membeli peralatan medis dan penguatan infrastruktur teknologi informasi.
“Kita sih masih cukup belanja modal tapi dana IPO ini akan digunakan seefisien mungkin, karena bagaimana juga harus percaya pada dana investor ke kita. Jadi kita akan sangat efisien dalam penggunaan dana ini,” kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Untuk tahun ini, Mok mengatakan Royal Prima menargetkan pendapatan mencapai Rp445 miliar dengan laba sekitar Rp45 miliar. Selain itu, perusahaan juga akan memperluas cadangan tanah menjadi 15 hektare hingga 2020 mendatang.
Editor: Rahmat Fiansyah