Berebut Saudi Aramco, Perusahaan Minyak Terbesar di Dunia
Pangeran Muhammad bin Salman yang telah mengumumkan rencana reformasi Vision 2030 pada April 2016, menyebutkan bahwa nilai valuasi Aramco bisa mencapai 2 triliun dolar AS atau setara Rp26.809,95 triliun. Dengan melepas 5 persen saham, Aramco menargetkan bisa meraup dana hingga 100 miliar dolar atau Rp1.341,51 triliun dan investor dari Asia akan membeli sebagian besar saham tersebut.
“Kalau IPO ini benar-benar terjadi pada paruh kedua tahun ini, maka pemerintah harus segera mengambil keputusan karena mereka harus merilis prospektus pada awal kuartal dua tahun ini,” kata pejabat senior Arab Saudi lainnya.
“Kalau mereka ingin melakukannya, mereka harus melakukannya sekarang juga,” tambahnya merujuk pada harga minyak yang masih mendidih saat ini pada kisaran 70 dolar AS per barel.
Selama ini Washington merupakan sekutu politik Riyadh dan New York menawarkan pasar yang bagus dengan likuiditas terbaik di antara bursa-bursa dunia lainnya meskipun memiliki persyaratan yang lebih kompleks untuk IPO dibanding bursa London dan Hong Kong.
Pemerintah Arab Saudi saat ini juga tengah mempertimbangkan Aramco untuk listing di bursa lokal Saudi, Tadawul, tapi ada kekhawatiran langkah in bisa merusak pasar. Saat ini, Aramco tengah menganalisis tiga bursa yaitu London, New York, dan Hong Kong. Di Hong Kong, Aramco memiliki opsi untuk listing dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement yang menguntungkan investor dari Asia.
Editor: Rahmat Fiansyah