Berpidato di Hadapan Delegasi G20, Luhut Sebut Kinerja Ekonomi Makro Indonesia Terbaik
Sedangkan untuk realisasi ekspor, Luhut mengatakan Indonesia berhasil surplus selama 29 bulan berturut-turut. Hingga akhir 2022, pemerintah memproyeksikan ekspor Indonesia bisa menyentuh 292 miliar dolar AS.
"Tidak pernah terjadi dalam sejarah kita selalu surplus dalam 29 bulan terakhir, bahkan selama 19 tahun terkahir, jika anda melihat ekspor kita yang tertinggi dalam sejarah tahun lalu itu adalah 232 miliar dolar AS, tahun ini, kami yakin kami dapat mencapai sekitar 293 miliar dolar AS," kata Luhut.
Selanjutnya untuk neraca transaksi berjalan, Luhut mengakui bahwa pada tahun 2019 sempat minus -2,71 persen terhadap GDP, namun pada kuartal II 2022 Indonesia mencatatkan dua surplus yakni neraca perdagangan dan neraca pembayaran Indonesia (NPI).
Berdasarkan data Bank Indonesia, NPI pada kuartal II-2022 mencatat surplus sebesar 2,4 miliar dolar AS. Surplus NPI tersebut turut mendorong meningkatnya surplus transaksi berjalan atau current account menjadi 3,9 miliar dolar AS setara 1,14 persen terhadap produk domestik bruto (GDP) pada kuartal II 2022.
"Anda bisa lihat yang satu ini, pertumbuhan ekonomi, inflasi rendah, hingga utang pemerintah rendah, yang satu ini sangat penting disebut beberapa orang di negara ini berpikir bahwa mereka (Indonesia) punya banyak utang. Kami adalah salah satu negara dengan utang terendah di antara anggota negara G20," tutur Luhut.
Editor: Jeanny Aipassa