BI Yakin Aturan Biodiesel B20 Bikin Defisit Transaksi Berjalan Susut
JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) mendukung rencana pemerintah memperluas kebijakan biodiesel 20 persen (B20) untuk kendaraan nonsubsidi. Rencana ini dinilai bisa menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Sebelumnya, bank sentral memperkirakan CAD hingga akhir tahun ini bisa mencapai 25 miliar dolar AS meski masih di bawah 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan B20 tidak hanya menahan laju impor, tapi juga mendongkrak ekspor.
"Jadi dengan program B20 ada dua benefitnya penggunaan bahan bakar biodiesel impor minyak kan lebih rendah jadi hemat, ekspor kelapa sawit juga naik," ujarnya di kantornya, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Pemerintah menargetkan kebijakan ini bisa berlaku pada 1 September 2018. Untuk itu, Perry berharap kebijakan ini bisa berdampak secara langsung terhadap CAD tahun ini yang dipastikan lebih tinggi daripada tahun lalu sebesar 17,5 miliar dolar AS. Namun, dia belum mengetahui berapa sumbangan kebijakan tersebut terhadap penyusutan CAD.
"Nanti akan dilihat dalam beberapa bulan ke depan. Ini masih dan pembahasan seberapa besar penghematan mengenai impornya dan kemudian dorongan ekspor itu yang nanti akan dilihat. Yang jelas CAD akan turun," ucapnya.