Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, Butuh Tambahan dari PMN Rp3,2 Triliun
"Jadi cost overrun sedang diaudit BPKP kan, kita minggu depan ada rapat komite, ya kita biayailah ada dari PMN yang melalui Perpres, sama dari pinjaman juga, kita sedang skemakan," ujarnya.
Adapun porsi ekuitas sebesar 25 persen sebagiannya memang berasal dari PMN. Sebelumnya, direncanakan menggunakan anggaran dari PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA dan KAI, selaku anggota PSBI. Lantaran keuangan kedua perusahaan negara itu bermasalah karena Covid-19, maka dialihkan ke PMN.
"Jadi porsi ekuitas 25 persen itu memang kita PMN, tadinya memang tidak PMN, tadinya pakai uang WIKA dan KAI. Karena Covid, KAI juga bermasalah, kita perkuat KAI-nya," tutur dia.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya menyebut PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp3 triliun. Sementara, 75 persen sisanya berasal dari pinjaman. Namun porsi pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya megaproyek tersebut belum diketahui, sehingga akan disesuaikan dengan total cost overrun.
Terkait dengan sumber utang, Kementerian BUMN masih mencari perbankan yang bisa diajak kerja sama. Dia pun tak menampik potensi pinjaman berasal dari bank China.
Editor: Jujuk Ernawati