Bio Farma Produksi 8 Vaksin yang Dibutuhkan Dunia, Diekspor ke 153 Negara

JAKARTA, iNews.id - PT Bio Farma (Persero) telah memproduksi 8 dari 14 vaksin yang dibutuhkan dunia. Adapun 8 vaksin Bio Farma tersebut sudah diekspor ke 153 negara mitra. 

Hal itu, disampaikan Wakil Direktur PT Bio Farma, Soleh Udin Al-Ayubi, dalam sesi diskusi pada Kamis (15/12/2023) malam. 

Baca Juga

Purbaya Ngaku Tak Ikut Tentukan Langkah Teknis Rencana Redenominasi Rupiah

Menurut Soleh, kinerja Bio Farma di bidang farmasi telah diakui dunia. Pasalnya, vaksin hasil produksi Bio Farma kini diserbu sejumlah negara.

"Bio Farma memproduksi 8 dari 14 vaksin yang dibutuhkan dunia. Semuanya diproduksi di dalam negeri. Bio Farma merupakan BUMN paling global, karena sudah ekspor vaksin ke 153 negara, 60 persen jalur United Nation dan sisanya bilateral," ujar Soleh dalam sebuah sesi diskusi pada Kamis malam, ditulis Jumat  (15/12/2023).

Baca Juga

Bio Farma Gandeng CEPI Kembangkan Teknologi Produksi Vaksin, Dapat Suntikan Dana Rp230 Miliar

Menurut dia, sekitar 700 juta masyarakat di seluruh dunia setiap tahunnya merasakan dampak positif dari vaksin Bio Farma. Hal ini sekaligus menandakan kemandirian kesehatan Indonesia telah diakui dunia.

Sebagai contoh, vaksin polio yang diproduksi Bio Farma telah digunakan di 163 negara dan 70 persen penggunaan vaksin polio yang berasal dari perseroan. 

Baca Juga

Bio Farma dan Unpad Latih 10 Peneliti Negara OKI soal Vaksin

"Tiap tahun digunakan oleh 700 juta secara global. Sebagai bangsa kita harus bangga terkait dengan pencapaian tersebut dan harus selalu didengungkan,” ungkap Soleh.

Pada kesempatan yang sama, pegiat kesehatan, Andira Utami, mengapresiasi prestasi pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang kesehatan.

Sebagai dokter, Andira merasakan begitu masifnya kemajuan di bidang kesehatan, yang salah satunya ditopang Bio Farma. "Kita para dokter dan penggiat kesehatan sangat menghargai pemerintah yang mau terbuka untuk berdiskusi dan berkolaborasi untuk membantu kesehatan Indonesia," ujarnya.

Editor: Jeanny Aipassa