BRI Bukukan Laba Bersih Rp41,2 Trilliun hingga Kuartal III 2025
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (CKPN) juga meningkat 0,86 persen menjadi Rp80,74 triliun dari Rp80,05 triliun.
Rasio keuangan BRI per September 2025 menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat meskipun terdapat sedikit penurunan pada rasio permodalan dan profitabilitas dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio permodalan, yang diukur melalui Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), tercatat sebesar 23,01 persen, turun dari 24,96 persen pada periode yang sama tahun 2024. Meskipun turun, angka ini masih jauh di atas batas minimum regulasi, menandakan permodalan bank yang tetap kuat.
Dari sisi efisiensi, rasio beban operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berada pada level 71,89 persen, sementara Cost to Income Ratio (CIR) tercatat 38,68 persen. Rasio ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pendapatan operasional BRI terserap untuk menutup beban operasional, yang mungkin menjadi salah satu faktor yang menekan profitabilitas.
Rasio profitabilitas memang menunjukkan sedikit penurunan. Return on Asset (ROA) setelah pajak tercatat 2,57 persen, dan Return on Equity (ROE) setelah pajak berada di level 16,48 persen.
Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) BRI tercatat sebesar 6,53 persen, mengindikasikan margin pendapatan bunga bersih yang cukup lebar dari aktivitas inti perbankan.
Kualitas aset tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross yang berada di angka 3,29 persen, dengan NPL net yang lebih rendah di 1,04 persen.
Rasio ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rasio aset produktif bermasalah dan nonproduktif terhadap total aset produktif dan nonproduktif yang tercatat 2,11 persen, naik dari 2,04 persen.
Editor: Aditya Pratama