Buka Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition, Jokowi: Saya Harap Bisa Hasilkan Terobosan Besar
Mantan gubernur DKI Jakarta ini meyakini jika harus menunggu untuk memulai konstruksi lima hingga enam tahun, dirinya menyebut para investor bisa menolak untuk berinvestasi.
"Kalau saya, ndak kuat saya, meskipun banyak yang menyampaikan saya sabar, tapi untuk nunggu enam tahun ndak kuat. Dan Indonesia sebagai pemilik potensi besar geotermal yang diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia, sekali lagi memiliki banyak peluang untuk dikembangkan, karena saat ini baru 11 persen yang termanfaatkan dari potensi yang ada," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi menuturkan bahwa Indonesia juga berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah-langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi ke energi hijau.
"Tapi kita semua tahu dalam melakukan transisi hijau, ini setiap pemerintahan di negara berkembang, hampir semua di negara berkembang dihadapkan pada dilema mengenai keterjangkauan harga. Selalu problemnya di situ. Kemudian keadilan akses bagi masyarakat, kemudian juga pemanfaatan teknologi yang tidak terbuka sehingga tidak optimal. Saya juga paham dunia usaha pasti memiliki hitung-hitungan sendiri, memiliki kalkulasi sendiri, memiliki pertimbangan-pertimbangan baik urusan turnover, masalah yang berkaitan dengan keuntungan, dan yang lain-lainnya," ucapnya.
Kepala Negara juga menyebut bahwa perubahan iklim harus menjadi masalah bersama baik di negara maju ataupun negara berkembang.
"Inilah yang harus dipikirkan bersama. Namun demikian, masalah perubahan iklim ini adalah masalah kita bersama, masalah seluruh isi dunia, baik itu pemerintah di negara maju, baik itu pemerintah di negara-negara berkembang, juga baik itu dari para pengusaha, dari para peneliti, maupun rakyat kecil di seluruh belahan bumi," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama