Bukit Asam Targetkan Produksi Batu Bara Capai 41,3 Juta Ton Tahun Ini

JAKARTA, iNews.id - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara mencapai 41,3 juta ton di 2024. Target tersebut naik dibanding target yang ditetapkan perseroan pada 2023 sebesar 41 juta ton.

Adapun, penjualan batu bara perseroan ditargetkan mencapai 43,1 juta ton dan angkutan batu bara ditargetkan 33,7 juta ton. Volume penjualan batu bara tahun 2023 tercatat naik menjadi 37 juta ton.

Baca Juga

Gen Z Susah Masuk Dunia Kerja, Airlangga Minta Kadin Dukung Program Magang Berbayar

“Perseroan melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis,” ucap Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Untuk tahun ini, perseroan berfokus untuk melakukan ekspor batu bara ke India, Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Hal ini dikarenakan tingkat ekspor perseroan ke negara-negara tersebut masih tinggi.

Baca Juga

Ekspor Batu Bara RI Anjlok 29,76 Persen pada Januari 2024, Ini Penyebabnya

“Kami juga sudah mulai melakukan ekspor ke Thailand dan Vietnam, tapi fokus masih ke Cina, India dan Korea Selatan,” tuturnya.

Baca Juga

5 Daerah Penghasil Batu Bara Terbesar di Indonesia

Di tahun lalu, penjualan ekspor PTBA tercatat sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding tahun 2022. Sementara penjualan domestik PTBA tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen secara tahunan.

Arsal menjelaskan, tantangan yang dihadapi perseroan tahun ini adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Di mana, rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 34 persen dari 127,8 dolar AS per ton, pada Januari hingga Desember 2022 menjadi 84,8 dolar AS per ton secara tahunan. Sedangkan, harga pokok penjualan mengalami kenaikan di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api dan jasa penambangan.

Baca Juga

Produksi Batu Bara Bukit Asam Tembus 41,9 Juta Ton di 2023, Naik 13 Persen

“Karena itu, PTBA berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri, serta peluang pasar ekspor untuk mempertahankan kinerja baik,” kata Arsal. 

Editor: Aditya Pratama