Cara BRI Pasar Minggu Pertahankan UMKM saat Pandemi, dari Mantri hingga Relaksasi Kredit
JAKARTA, iNews.id – Bank BRI Cabang Pasar Minggu Jakarta terus menggencarkan pembinaan para pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19 ini. Pembinaan itu antara lain dilakukan lewat peran para mantri.
Yang dimaksud dengan mantri di sini adalah tenaga pemasar BRI yang tugasnya memang berfokus pada pemberdayaan pelaku usaha mikro. Para mantri ini bekerja di bawah kantor-kantor unit BRI.
Asisten Manajer Pemasaran Mikro BRI Cabang Pasar Minggu Jakarta, Giri Laksamono mengatakan, para mantri tidak sekadar memasarkan produk BRI kepada nasabah. Mereka juga menjalankan peran sebagai financial advisor alias penasihat keuangan bagi para pelaku UMKM.
“Jadi dia (mantri) itu tidak hanya bertugas menjalankan marketing untuk proses kredit, tapi juga bertanggung jawab secara moral untuk membantu para nasabah ini mengembangkan usaha,” kata Giri kepada iNews.id, Kamis (24/2/2022).
Dia mencontohkan, ketika ada nasabah UMKM yang tidak bisa menyusun laporan keuangan sederhana, mantri BRI akan membantu mengajarkannya agar bisa membuat laporan tersebut. Begitu pula ketika pelaku usaha mikro menghadapi kendala dalam mengembangkan produksinya, mantri BRI akan memberikan mereka nasihat untuk mengatasi kendala itu.
“Jadi kami tidak cuma memasarkan pinjaman, terus si nasabahnya tinggal bayar ke kami, lalu dilepas tidak begitu,” ucap Giri.
Selain pembinaan, BRI juga memberikan berbagai kemudahan kepada para nasabah selama pandemi ini. Giri menuturkan, pemerintah telah menerapkan relaksasi untuk Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon sampai Rp100 juta tanpa agunan.
“Di BRI Pasar Minggu, KUR itu dapat dicairkan dalam satu hari saja, selama syarat-syarat pengajuannya terpenuhi,” katanya.
Selama dua tahun terakhir, kata Giri, pengembalian kredit oleh nasabah di lingkungan BRI Cabang Pasar Minggu memang sempat terimbas oleh pandemi Covid-19. Karenanya, sesuai kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihaknya memberikan restrukturisasi kredit kepada para pelaku UMKM.
Di samping itu, itu BRI juga mengambil langkah relaksasi lain berupa debt readjustment alias penjadwalan ulang pembayaran pinjaman nasabah. Lewat kebijakan tersebut, BRI bahkan mempermudah para pelaku UMKM dengan menangguhkan pembayaran cicilan kredit hingga enam bulan.
“Karena kami menyadari, selama pandemi ini kita semua butuh berproses. Jadi selama enam bulan itu nasabah tidak dibebankan sama sekali untuk kewajiban. Pada bulan ketujuhnya, baru mereka bayar lagi,” ujar Giri.
Dia menuturkan, saat ini ada 19.000 debitur pinjaman yang menjadi nasabah di Kantor BRI Cabang Pasar Minggu. Mereka semua adalah pelaku UMKM.
Dari jumlah tersebut, sekitar 20 persennya berhasil “naik kelas” selama masa pandemi ini. Kebanyakan dari mereka adalah pelaku UMKM yang memproduksi makanan dan minuman.
“Dalam keadaan apa pun, masyarakat tetap butuh makan dan butuh jajan. Ini mungkin yang membuat usaha makanan bisa lebih bertahan di masa-masa sulit ini,” kata Giri.
Salah satu nasabah BRI Cabang Pasar Minggu, Tya Salfianti mengamini hal itu. Menurut pedagang frozen food (makanan beku) itu, penjualannya selama pandemi Covid malah meningkat. Pasalnya, selama dua tahun ini banyak orang yang berdiam di rumah akibat pembatasan pergerakan sosial yang diterapkan pemerintah.
“Selama di rumah, orang-orang mencoba berkreasi memasak sendiri makanan yang selama ini biasanya mereka jajan di luar. Makanan frozen food termasuk salah satunya,” kata Tya.
Perempuan itu sudah menjalani bisnisnya selama beberapa tahun. Sebelum pandemi Covid-19, dia hanya fokus pada kegiatan produksi. Namun, sejak 2020, Tya memutuskan untuk mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) lewat BRI dan mulai membuka toko di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil