Catatan YLKI soal Tol Trans Jawa, Mulai Tarif hingga Harga Makanan
Selain itu, dia menuturkan di sepanjang jalan tol, terutama di titik titik kritis, belum terpasang rambu-rambu yang memberikan peringatan terhadap aspek keselamatan, seperti peringatan untuk hati-hati, waspada, jangan ngantuk, marka getar, dan lainnya.
"Ini sangat penting agar pengguna jalan tol tidak terlena karena jalan tol Trans Jawa yang lurus, dan jarak jauh," katanya.
Tulus menilai manajemen lalu lintas di tempat peristirahatan favorit juga harus diperkuat karena sumber kemacetan baru justru potensi terjadi di rest area tersebut, khususnya di ruas Cikampek. Apalagi setelah Jasa Marga akan menggeser Gate Cikarang Utama (Cikarut) ke titik kilometer 70 di ujung tol Cikampek.
"Sebab sudah tiga tahun terakhir ini mayoritas pengguna tol Cikampek adalah para commuter dari Bekasi, Cikarang dan sekitarnya yang jumlahnya mencapai 60 persen," ujar dia.
Dia menambahkan eksistensi tol Trans Jawa akan banyak membangkitkan volume trafik ke kota-kota di Jawa Tengah seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, dan lainnya. Hal ini terbukti, saat liburan justru arus trafik lebih banyak ke arah Timur Jawa Tengah, sekitar 40 persen.
"Arus trafik ke arah Bandung justru turun. Fenomena ini harus direspons oleh pemda masing-masing untuk me-review manajemen trafik dan memperbaiki destinasi wisata setempat," katanya.
Hal itu dilakukan agar pengelola tol Trans Jawa memperbanyak kapasitas toilet untuk perempuan, untuk menghindari antrian panjang, apalagi saat ramai (peak season) dan menyediakan portable atau mobile toilet.
Editor: Rahmat Fiansyah