China Beri Sinyal Tak Mampu Capai Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini
BEIJING, iNews.id - China mengisyaratkan mereka mungkin tidak mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi tahunannya. Hal itu akibat pembatasan karena Covid-19 yang membebani ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Badan pembuat kebijakan utama Partai Komunis yang berkuasa, Politburo menyatakan, mereka akan menjaga pertumbuhan dalam kisaran yang wajar. Namun tidak menyebutkan target pertumbuhan yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar 5,5 persen.
Adapun China terus menjalankan kebijakan nol Covid yang telah menempatkan sejumlah kota besar di negara itu dalam status lockdown penuh atau sebagian.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan ekonomi kuartalan, Politburo yang beranggotakan 25 orang dan diketuai oleh Presiden China Xi Jinping mengatakan, para pemimpin akan berusaha mencapai hasil terbaik. Namun mereka juga meminta provinsi yang lebih kuat untuk bekerja memenuhi target pertumbuhannya.
Analis mengatakan, kurangnya penyebutan produk domestik bruto (PDB) penting, meskipun para ekonom sebelumnya memperkirakan akan sulit bagi China untuk mencapai target 5,5 persen.
"Target pertumbuhan 5,5 persen tidak lagi menjadi keharusan bagi China," kata Kepala Ekonom di ING Bank Iris Pang kepada Wall Street Journal, dikutip dari BBC, Sabtu (30/7/2022).
Analis Nomura Ting Lu, Jing Wang, dan Harrington Zhang dalam sebuah catatan menyebut, Beijing juga meminta provinsi yang posisinya relatif baik harus berusaha untuk mencapai target ekonomi dan sosial untuk tahun ini.
"Kami pikir Beijing menyarankan target pertumbuhan PDB untuk provinsi dengan kondisi yang kurang menguntungkan, terutama bagi mereka yang terpukul oleh varian Omicron dan lockdown, bisa lebih fleksibel," ujarnya.
Awal bulan ini, China menyatakan ekonominya telah mengalami kontraksi tajam pada kuartal II 2022. Kota-kota besar di China, termasuk pusat keuangan dan manufaktur utama Shanghai di-lockdown penuh atau sebagian selama periode tersebut.
Pasar properti China yang pernah booming juga dalam kemerosotan yang dalam, dan penjualan rumah telah turun selama 11 bulan berturut-turut. Beberapa pengembang China telah menghentikan pembangunan rumah yang sudah terjual karena kekhawatiran arus kas.
Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa pembeli rumah mengancam akan berhenti membayar hipotek mereka sampai pekerjaan dimulai kembali.
Sementara pada 2020, China membuat keputusan langka untuk membatalkan target PDB-nya karena imbas pandemi. PDB mengukur ukuran ekonomi. Mengukur ekspansi atau kontraksinya adalah salah satu cara terpenting untuk mengukur seberapa baik atau buruk kinerja ekonomi dan diawasi ketat oleh para ekonom dan bank sentral. Ini juga membantu bisnis untuk menilai kapan harus memperluas dan merekrut lebih banyak pekerja atau berinvestasi lebih sedikit dan mengurangi tenaga kerja mereka.
Editor: Jujuk Ernawati