Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apakah Pajak Mobil Hybrid Lebih Mahal daripada Mobil Listrik? Ini Penjelasannya
Advertisement . Scroll to see content

China dan Uni Eropa Bahas Kebijakan Tarif Impor Mobil Listrik

Senin, 24 Juni 2024 - 06:56:00 WIB
China dan Uni Eropa Bahas Kebijakan Tarif Impor Mobil Listrik
China dan Uni Eropa sepakat untuk memulai pembicaraan terkait rencana pengenaan tarif impor mobil listrik buatan China yang diimpor ke pasar Eropa. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

SHANGHAI, iNews.id - China dan Uni Eropa sepakat untuk memulai pembicaraan terkait rencana pengenaan tarif impor mobil listrik buatan China yang diimpor ke pasar Eropa. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengaku telah diberitahu oleh Komisioner UE, Valdis Dombrovskis bahwa akan ada negosiasi konkret mengenai tarif tersebut.

Mengutip CNBC International, hal ini diketahui setelah Menteri Perdagangan China Wang Wentao dan Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Dombrovskis setuju untuk memulai konsultasi mengenai penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa terhadap kendaraan listrik China.

“Ini merupakan hal baru dan mengejutkan karena belum mungkin untuk mencapai jadwal negosiasi yang konkrit dalam beberapa minggu terakhir,” ucap Habeck di Shanghai dikutip, Senin (24/6/2024).

Habeck menambahkan, ini merupakan langkah pertama dan masih banyak lagi yang diperlukan untuk membicarakan tarif impor kendaraan listrik. 

“Kita masih jauh dari akhir, tapi setidaknya, ini adalah langkah pertama yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya,” tuturnya.

Sebelumnya, Habeck menyampaikan bahwa pintu Uni Eropa terbuka untuk berdiskusi mengenai tarif impor terhadap ekspor China. 

Kunjungan Habeck ini merupakan yang perdana oleh pejabat senior Eropa sejak Brussels mengusulkan bea masuk yang besar terhadap impor kendaraan listrik buatan China. Benua biru menganggap subsidi yang diberikan pemerintah China berlebihan.

Pembicaraan antara Uni Eropa dan China terbuka sebelum tarif tersebut berlaku sepenuhnya pada bulan November dan dia meyakini pada pasar terbuka tetapi perlu persaingan yang setara. 

Hal lain yang menjadi ketegangan antara Beijing dan Berlin adalah dukungan China terhadap Rusia dalam perang di Ukraina. Habeck mencatat perdagangan China dengan Rusia meningkat lebih dari 40 persen tahun lalu.

Habeck mengatakan dia telah memberi tahu para pejabat China bahwa hal ini berdampak buruk pada hubungan ekonomi mereka. 

“Penghindaran sanksi yang dikenakan terhadap Rusia tidak dapat diterima,” ucapnya. 

Adapun, Uni Eropa menerapkan bea masuk sebesar 38,1 persen terhadap kendaraan listrik China yang akan berlaku pada 4 Juli mendatang. Habeck mengatakan, Komisi Eropa telah memeriksa secara rinci apakah perusahaan-perusahaan China mendapat keuntungan yang tidak adil dari subsidi.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut