Dahsyat! Segini Kekuatan Ekonomi BRICS jika Indonesia Bergabung
JAKARTA, iNews.id - Kelompok negara-negara berkembang yang diinisiasi Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, BRICS menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024. Sejumlah kepala negara dan perwakilan beberapa organisasi internasional menghadiri KTT tersebut.
Dalam kesempatan itu, Indonesia yang diwakili Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyampaikan keinginan RI untuk bergabung dalam BRICS. Dia menyebut, proses bergabungnya Indonesia ke kelompok tersebut telah dimulai.
"Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan wujud dari kebijakan luar negeri yang bebas-aktif," ucap Sugiono dikutip, Jumat (25/10/2024).
Akronim BRIC, awalnya tidak mencakup Afrika Selatan, dicetuskan Kepala Ekonom Goldman Sachs pada 2001, Jim O'Neill dalam sebuah makalah penelitian yang menggarisbawahi potensi pertumbuhan Brasil, Rusia, India, dan China.
Melansir Reuters, blok ini didirikan sebagai kelompok informal pada tahun 2009 untuk menyediakan wadah bagi para anggotanya untuk menyaingi Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya.
Kelompok ini bukanlah organisasi multilateral formal seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Afrika Selatan, anggota terkecil dalam hal pengaruh ekonomi dan populasi, merupakan penerima manfaat pertama dari perluasan blok tersebut pada tahun 2010 ketika kelompok ini dikenal sebagai BRICS.
Bersama-sama, negara-negara tersebut menyumbang lebih dari 40 persen populasi dunia dan seperempat ekonomi global. Selain geopolitik, fokus kelompok ini meliputi kerja sama ekonomi dan peningkatan perdagangan dan pembangunan multilateral.