Dampak Covid-19, Boeing PHK Ribuan Karyawan untuk Kedua Kali pada 2020
CHICAGO, iNews.id - Pembuat pesawat terbesar asal Amerika Serikat (AS) Boeing akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ribuan karyawan untuk kedua kalinya tahun ini. Meski belum mengumumkan berapa jumlah yang akan dipangkas, namun dipastikan melebihi target 10 persen dari yang diumumkan pada bulan April lalu.
Keputusan itu dilatarbelakangi oleh penurunan trafik perjalanan udara hingga lebih dari 90 persen tahun ini, dibandingkan tahun 2019. Boeing tercatat telah memangkas sekitar 19.000 karyawan pada kebijakan PHK pertama. Sementara sumber pendapatan utama saat ini bergantung pada divisi pertahanan dan luar angkasa yang tengah mempekerjakan sekitar 3.000 karyawan.
Pada bulan Mei lalu, Boeing telah berencana akan melakukan PHK terhadap ribuan karyawan lainya setelah pemangkasan pertama. CEO Boeing Dave Calhoun mengatakan, PHK secara sukarela akan ditawarkan kepada sebagian besar staf di unit pesawat komersial serta divisi layanan dan operasi perusahaan. Sementara detail lebih lanjut akan diumumkan pada 24 Agustus nanti.
"Saya benar-benar berharap permintaan pasar saat ini dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja kami. Namun sayangnya, meskipun PHK adalah langkah yang sulit mau tak mau harus diselaraskan dengan realitas baru kami, ini juga untuk menjaga likuiditas dan memposisikan perusahaan untuk dapat segera bangkit," ujar Calhoun dikutip dari Bloomberg Selasa (18/8/2020).
Boeing dan pesaingnya di Eropa Airbus telah melakukan berbagai upaya menghadapi dampak pukulan pandemi Covid-19. Mulai dari memperlambat produksi, memotong gaji karyawan dan mengurangi beban keuangan lainnya untuk mengimbangi penurunan perjalanan udara dan permintaan produksi jet yang anjlok.
Raksasa kedirgantaraan yang berbasis di Chicago itu mengumumkan pada bulan lalu, pihaknya telah memutuskan akan mengakhiri produksi jumbo jet Boeing 747 dan akan mengkonsolidasikan produksi Boeing 787 Dreamliner yang diproduksi di Carolina Selatan dan negara bagian Washington.
Editor: Ranto Rajagukguk