Dibayangi Resesi Global, Sektor Properti Indonesia Tetap Prospektif
Imbas kebijakan itu akan mempengaruhi pasar seperti terindikasi dari indeks kepercayaan konsumen dan penurunan indeks manufaktur. Persoalan serupa juga bakal dirasakan sektor properti sebagai salah satu pilar perekonomian nasional.
Meski demikian, John menilai sektor properti tetap berpeluang mengalami pertumbuhan, karena dari segi investasi, properti masih menjadi aset yang baik di tengah kondisi ekonomi saat ini.
“Jika sektor properti bisa diselamatkan, saya yakin daya tahan ekonomi nasional menjadi lebih kuat,” ungkap John.
Dia juga merespon positif langkah Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti maksimal 100 persen.
Awalnya insentif itu akan berakhir pada Desember 2022, namun Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Oktober memutuskan untuk memperpanjang hingga akhir 2023.