Dibayangi Resesi Global, Sektor Properti Indonesia Tetap Prospektif
“Kami tentunya menyambut baik keputusan dari Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan relaksasi di sektor properti ini. Perpanjangan insentif ini kami yakini akan mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha, sehingga memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” tutur John.
Sejauh ini, lanjutnya, sektor properti menjadi salah satu sektor penyangga terbesar Produk Domestik Bruto (PDB), sekitar 13,6 persen. Selain itu, terdapat ekosistem industri yang sangat besar terkait sektor properti, sedikitnya 175 jenis industri terlibat di sektor itu.
Dengan postur yang ada, sektor properti diyakini mampu menggerakkan roda perekonomian dan menjadi andalan pendapatan pajak pusat maupun daerah.
“Karena itu sangat penting untuk terus berupaya mengembangkan dan menyelamatkan sektor properti agar perekonomian nasional tetap tumbuh,” ujar John.
Di sisi lain, lanjutnya, sektor properti telah menunjukkan daya tahan luar biasa selama pandemi. Daya resiliensi yang sama, lanjutnya, akan menjadi modal sektor properti melewati masa krisis.
“Yang jelas, sektor properti akan tetap prospektif. Sebabnya, Indonesia masih memiliki kesenjangan kepemilikan pemukiman, selain itu pertumbuhan kelas menengah yang kuat akan menjamin kesinambungan pertumbuhan permintaan tersebut,” kata John.
Editor: Jeanny Aipassa