Dirut Garuda Indonesia Buka-Bukaan Soal Penyebab Masalah Utang yang Berkepanjangan
JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, buka-bukaan perihal penyebab masalah utang perseroan yang membengkak dan berkepanjangan.
Menurut dia, Garuda Indonesia sudah pernah melakukan negosiasi dengan perusahaan penyewa pesawat (lessor) dan mencapai kesepakatan pada 2020. Hasilnya, Garuda Indonesia berhasil memperoleh penurunan biaya lebih dari 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp2,84 triliun per tahunnya.
Kesepakatan itu, disetujui kedua pihak sejak 2020 lalu. Sayangnya, manajemen Garuda Indonesia tak sanggup memenuhi kesepakatan biaya sewa tersebut.
Irfan beralasan, income Garuda Indonesia tidak memungkinkan manajemen untuk membayar kewajibannya. Perkara ini yang menyebabkan masalah utang maskapai penerbangan pelat merah itu menjadi berkepanjangan.
"Kita negosiasi tahun lalu dengan asumsi waktu itu pandemi ini akan cepat selesai, kita mendapatkan penurunan biaya sewa dari semua lessor sebesar in total lebih dari 200 juta dolar AS per tahun. Cuma itu kita tidak bisa eksekusi karena jumlah trafik tidak nyampe ke kondisi seperti sebelum pandemi," ungkap Irfan, Jumat (12/11/2021).