Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kekayaan Elon Musk Anjlok setelah Tesla Menyetujui Paket Gaji Rp16.000 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

Disanksi AS dan Eropa, Kekayaan Miliarder Rusia Justru Bertambah dalam Setahun Terakhir

Senin, 24 April 2023 - 07:12:00 WIB
Disanksi AS dan Eropa, Kekayaan Miliarder Rusia Justru Bertambah dalam Setahun Terakhir
Andrey Melnichenko, miliarder Rusia yang kekayaannya bertambah akibat kenaikan harga pupuk, dan menduduki posisi pertama orang terkaya Rusia. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Kekayaan miliarder Rusia justru bertambah dalam setahun terakhir, ketika Amerika Serikat (AS) dan eropa menjatuhkan sanksi akibat invasi Rusia ke Ukraina.  

Forbes Rusia melaporkan, miliarder Rusia menambahkan kekayaan sekitar 152 dolar AS atau Rp2.256 triliun selama setahun terakhir, didukung oleh tingginya harga sumber daya alam, meskipun mereka sempat kehilangan kekayaan dalam jumlah besar setelah perang Rusia-Ukraina dimulai.

Rusia memiliki 110 miliarder resmi dalam daftar miliarder Rusia tahun 2023 versi Forbes. Jumlah tersebut bertambah 22 orang dari tahun lalu. Tak hanya itu, total kekayaan para miliarder Rusia juga meningkat menjadi 505 miliar dolar AS atau Rp7.496 triliun dari 353 miliar dolar AS atau Rp5.240 triliun ketika daftar miliarder Rusia tahun 2022 diumumkan.

Daftar itu akan lebih panjang jika 5 miliarder Rusia, yakni pendiri DST Global, Yuri Milner, pendiri Revolut, Nikolay Storonsky, pendiri Freedom Finance, Timur Turlov, dan salah satu pendiri JetBrains, Sergei Dmitriev dan Valentin Kipyatkov, tidak meninggalkan kewarganegaraan Rusia.

"Hasil pemeringkatan tahun 2022 juga dipengaruhi oleh prediksi apokaliptik tentang ekonomi Rusia, di mana total kekayaan miliarder Rusia adalah 606 miliar dolar AS pada tahun 2021, sebelum perang dimulai.

Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Barat memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap ekonomi Rusia, dan beberapa orang terkaya, sebagai upaya menghukum Putin atas perang tersebut.

Putin mengatakan Barat berusaha menghancurkan Rusia dan telah berulang kali menggembar-gemborkan kegagalan sanksi Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia, atau bahkan menghentikan barang-barang mewah Barat, apalagi suku cadang dasar berasal dari Rusia.

Ekonomi Rusia menyusut 2,1 persen pada tahun 2022 di bawah tekanan sanksi Barat, tetapi mampu menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya ke China, India, dan Timur Tengah.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut